Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 1

Penyiapan bahan dan alat : Jerami, pagar bambu, ember, terpal, tali dan dekomposer.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 2

Memasukkan jerami ke dalam kotak yang terbuat dari pagar bammbu secara bersap sambil dipadatkan, setiap sap kurang lebih 25 cm.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 3

Siramkan Dekomposer yang telah dilarutkan dalam air secara merata pada setiap sap sehingga kelembaban sekitar 60%.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 4

Tumpukan jerami telah penuh hingga sap terakhir, lepas pagar sebelum ditutup terpal.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 5

Tumpukan ditutup rapat, diikat lalu diberi beban agar terpal penutup mengikuti penyusutan jerami.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 6

Jerami diinkubasikan sambil diamati perkembangannya, proses fermentasi berlangsung ditandai dengan kenaikan suhu.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 7

Dua hari kemudian tumpukan jerami telah menyusut volumenya, periksa kelembaban jerami bila tidak ada tanda-tanda proses fermentasi.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 8

Lima hari setelah inkubasi penyusutan volume jerami semakin banyak dan kompos siap digunakan bila tumpukan jerami tidak panas lagi.

Sunday, February 5, 2012

Petani = Seller atau Marketer...?


Jika bumi adalah gudang dan semua yang ada di atasnya adalah komoditas, maka manusia adalah marketernya

Ungkapan di atas menggambarkan bahwa pada dasarnya setiap kita adalah penjual/pemasar, tidak terkecuali petani. Semua yang ada di sekitar pertanian adalah komoditi yang bisa diperjualbelikan : tanah, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian, hasil bumi bahkan sisa-sisa tanaman yang dibudidayakannya pun punya nilai ekonomis. Tidak cukup itu saja, petani juga dapat menawarkan jasanya sehingga bisa menjadi sesuatu yang menghasilkan.

Dalam menawarkan barang dan jasanya, petani bisa menempatkan sebagai penjual (seller) atau pemasar (marketer). Meskipun tujuan akhir dari keduanya sama yaitu terjualnya produk yang ditawarkan, tetapi ada perbedaan kegiatan yang sangat mendasar antara SELLING dan MARKETING. Seorang penjual (seller, salesman/woman) hanya berorientasi agar produknya "LAKU", sedangkan seorang pemasar (marketer) bertindak agar barangnya 'DITERIMA" oleh pengguna (pembeli). Parameter keberhasilan seorang penjual adalah seberapa banyak produknya laku terjual di pasaran, sementara bagi seorang marketer seberapa lama produk yang ditawarkannya bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen.

Agar laku dan target penjualannya tercapai, seorang sales tidak mementingkan lagi supaya kebutuhan atau keinginan orang terpenuhi, asal dapat untung pekerjaannya dianggap selesai. Oleh karena "LAKU" yang menjadi sasaran utamanya, maka tidak jarang cara yang ditempuhnya tidak fair. Berbeda lagi dengan prinsip marketing, agar produknya bisa memenuhi kebutuhan atau keinginan orang, setidaknya ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu :
  1. Produk (Product) yang bisa berupa barang/jasa harus diketahui secara detail apa kelebihan dan kelemahan sehingga bila ditawarkan kepada calon pembeli bisa disampaikan secara fair.
  2. Harga (Price) yang ditawarkan sesuai dengan manfaat yang dapat dirasakan oleh konsumen, tidak memberatkan, kompetetif namun tetap menguntungkan.
  3. Tempat (Place) adalah wilayah pemasaran atau daerah yang membutuhkan atau menginginkan produk yang ditawarkan, cara pendistribusian agar bisa dijangkau.
  4. Promosi (Promotion) adalah cara mengenalkan produk kepada khalayak atau konsumen agar tahu, tertarik, kenal, beli dan menggunakannya.
Perbedaan paling mencolok antara seorang penjual (salesman) dengan marketer biasanya dalam mempromosikan produknya. Untuk mencapai target penjualan setinggi-tingginya, salesman akan membuat program penjualan apa saja agar terjual banyak (potongan harga, hadiah langsung, bonus dan lain-lain). Kejadian yang patut disayangkan adalah ketika mempromosikan produknya dengan cara yang tidak fair (terlalu berlebihan dalam menyampaikan keunggulannya), tidak elegan (menjelek-jelekan produk lain) dan tidak transparan (tidak disertai data pendukung). Cara-cara tersebut mungkin bisa meningkatkan penjualan dalam jangka pendek, tetapi kesinambungannya diragukan karena konsumen (pengguna) membeli dengan berbagai alasan yang bukan karena membutuhkannya.

Untuk menjadi marketer yang baik, petani harus meneladani perilaku Rasulullah Muhammad SAW dalam mengembangkan agribisnisnya.
1.   Jujur adalah Brand
Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan Al Amin (yang terpercaya). Sikap ini tercermin saat dia berhubungan dengan customer maupun pemasoknya.
Nabi Muhammad SAW mengambil stok barang dari Khadijah, konglomerat kaya yang akhirnya menjadi istrinya. Dia sangat jujur terhadap Khadijah. Dia pun jujur kepada pelanggan. Saat memasarkan barangnya dia menjelaskan semua keunggulan dan kelemahan barang yang dijualnya. Bagi Rasulullah kejujuran adalah brand-nya.
2.   Mencintai Customer
Dalam berdagang Rasulullah sangat mencintai customer seperti dia mencintai dirinya sendiri. Itu sebabnya dia melayani pelanggan dengan sepenuh hati. Bahkan, dia tak rela pelanggan tertipu saat membeli.
Sikap ini mengingatkan pada hadits yang beliau sampaikan, “Belum beriman seseorang sehingga dia mencintai saudaramu seperti mencintai dirimu sendiri.”
3.   Penuhi Janji
Nabi sejak dulu selalu berusaha memenuhi janji-janjinya. Firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman penuhi janjimu.” (QS Al Maidah 3).
Dalam dunia pemasaran, ini berarti Rasulullah selalu memberikan value produknya seperti yang diiklankan atau dijanjikan. Dan untuk itu butuh upaya yang tidak kecil. Pernah suatu ketika Rasulullah marah saat ada pedagang mengurangi timbangan. Inilah kiat Nabi menjamin customer satisfaction (kepuasan pelanggan).
Di Indonesia mobil-mobil Toyota berjaya di pasar. Salah satu kiat pemasarannya adalah memberikan kepuasan pelanggan. Salah satu ukurannya adalah Call Centre Toyota dinobatkan sebagai call centre terbaik, mengalahkan Honda dan industri otomotif lainnya.
4.   Segmentasi
Nabi pernah marah saat melihat pedagang menyembunyikan jagung basah di sela-sela jagung kering. Hal itu dengan Nabi, saat menjual barang dia selalu menunjukkan bahwa barang ini bagus karena ini, dan barang ini kurang bagus, tapi harganya murah.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites