Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 1

Penyiapan bahan dan alat : Jerami, pagar bambu, ember, terpal, tali dan dekomposer.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 2

Memasukkan jerami ke dalam kotak yang terbuat dari pagar bammbu secara bersap sambil dipadatkan, setiap sap kurang lebih 25 cm.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 3

Siramkan Dekomposer yang telah dilarutkan dalam air secara merata pada setiap sap sehingga kelembaban sekitar 60%.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 4

Tumpukan jerami telah penuh hingga sap terakhir, lepas pagar sebelum ditutup terpal.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 5

Tumpukan ditutup rapat, diikat lalu diberi beban agar terpal penutup mengikuti penyusutan jerami.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 6

Jerami diinkubasikan sambil diamati perkembangannya, proses fermentasi berlangsung ditandai dengan kenaikan suhu.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 7

Dua hari kemudian tumpukan jerami telah menyusut volumenya, periksa kelembaban jerami bila tidak ada tanda-tanda proses fermentasi.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 8

Lima hari setelah inkubasi penyusutan volume jerami semakin banyak dan kompos siap digunakan bila tumpukan jerami tidak panas lagi.

Saturday, September 15, 2012

Aplikasi GA3 pada Tanaman Padi

Gibberelin Acid merupakan sintesis dari giberelin, hormon tumbuhan yang bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian GA3 pada padi diperlukan agar tanaman dapat menghasilkan sesuai potensinya karena giberelin yang diproduksi sendiri jumlahnya sedikit dan/atau dalam keadaan inaktif. Untuk mengaktifkannya dibutuhkan prekusor yang keberadaannya dipengaruhi berbagai faktor, baik eksternal maupun internal.
Efek utama giberelin menyebabkan pemanjangan batang dan daun, sehingga tanaman padi yang kerdil pun akan tumbuh normal setelah dirangsang dengan pemberian GA3. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian GA3 adalah waktu dan dosis aplikasi karena dalam jumlah berlebihan tanaman bisa rebah dan mati sebelum berbunga. Seperti gejala penyakit “bakanae” (foolish seedling disease) akibat serangan jamur Gibberella fujikuroi.


Waktu Aplikasi

Sebenarnya fungsi dan peranan giberelin sebagai hormon/zat pengatur tumbuh bagi tanaman cukup luas, dari memecah masa dormansi sampai memacu pembungaan. Namun dalam budidaya padi, GA3 digunakan untuk memperbanyak jumlah anakan produktif dan mempercepat (keseragaman) keluarnya malai. Dengan demikian, waktu apalikasi GA3 pada tanaman padi cukup 2 (dua) kali, yaitu pada saat menyelesaikan fase vegetatif atau setelah fase perbanyakan anakan (tillering stage) yang dalam istialah jawa sering disebut mapak anak dan ketika malai mulai keluar (flowering stage). Jika diasumsikan pada tanaman padi berumur sedang, maka aplikasinya pada umur 30 dan 60 hari setelah tanam.
Aplikasi yang pertama sebetulnya bukan menambah banyaknya anakan lagi, tetapi mempercepat pertumbuhan anakan baru sehingga bisa menyamai bibit, anakan primer atau anakan sekunder. Dengan pertumbuhan yang seragam dan kompak, maka saat keluarnya malai anakan baru tidak tertinggal dari bibitnya, sehingga masa pemasakannya pun berbarengan. Batang tanaman padi bisa memanjang secara optimal sehingga calon malainya memungkinkan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang berbatang pendek.


Aplikasi yang kedua ketika malai yang keluar sekitar 3 – 5% dengan tujuan mempercepat dan menyeragamkan keluarnya malai. Pada umumnya malai keluar 100% setelah 7 hari dari pertama malai muncul, dengan pemberian GA3 akan mempercepat antara 5 – 7 hari. Dengan kata lain, waktu panennya pun akan lebih cepat.

Dosis Aplikasi

Dosis aplikasi biasanya ada dan tercantum dalam kemasan komersil produk berbahan aktif GA3, namun tidak semua merek merekomendasikan GA3 untuk tanaman padi. Demikian juga kandungan bahan aktif GA3 di pasaran bermacam-macam, ada yang 5% dan ada pula yang 20%. Kondisi lingkungan juga berpengaruh, pemberian GA3 pada musim penghujan dengan musim tanam kedua juga berbeda. Tanaman padi yang tumbuh di lingkungan persawahan yang tanahnya subur butuh tambahan GA3 dalam jumlah sedikit dibandingkan pada padi yang tumbuh di tanah yang miskin hara.
Sebegai referensi, berdasarkan beberapa pengalaman petani di daerah Indramayu, dosis aplikasi untuk tanaman padi pada musim kedua (jawa : sadon) adalah 2,5 ml per tanki (17 liter) dengan menggunakan BIG*ST yang mengandung 20% GA3. Sebagai catatan tambahan, aplikasi GA3 pada tanaman padi sebaiknya telah dipupuk (tersedia hara bagi tanaman) dan kondisi tanah tidak sedang kekeringan.

Saturday, September 8, 2012

Gas Injection pada Mesin Pompa Air


Ada pemandangan baru yang bisa kita jumpai ketika melintasi persawahan saat-saat kemarau panjang seperti sekarang ini. Setiap beberapa puluh meter ada mesin penghisap air dari dalam tanah atau saluran yang kemudian dipompa dan disemburkan untuk mengairi lahan-lahan milik para pejuang pangan. Dari mesin yang berukuran besar hingga yang berkapasitas 4 – 5,5 HP (seperti gambar). Tipe mesin dual tank (kerosene dan gasoline) ini pernah jaya pada zamannya, dengan bahan bakar utama minyak tanah dianggap cukup efisien karena harga per liternya cukup murah. Namun ketika subsidi telah dicabut, harga minyak tanah lebih mahal dari bahan bakar premium (bensin) petani agak megap-megap untuk tetap berproduksi pada musim kemarau.
Sebenarnya bisa saja memanfaatkan satu tanki dengan diisi bensin saja, tetapi efisiensi mesin yang sudah bisa dibilang uzur ini masih kalah iritnya dengan tipe-tipe baru yang dirancang menggunakan bahan bakar premium saja. Beberapa petani ada yang memodifikasi kipas hisap pada tabung water pump-nya sehingga dengan putaran yang sama lebih kuat daya hisapnya. Cuma sayang, cara ini beresiko tinggi merusak kipas bila ada benda keras (batu/kerikil) yang berukuran agak besar masuk ke dalam pompa. Ada juga petani yang menambahkan bahan logam pada silinder head-nya agar tidak terlalu cekung, sehingga ruang bakarnya lebih sempit. Dengan cara ini konsumsi bahan bakarnya tidak terlalu boros, tetapi  berakibat kompresi naik, mesin jadi cepat panas dan pada saat starter terasa lebih berat.
Tapi jangan putus asa, kini di saat subsidi minyak tanah dialihkan untuk Liquid Petroleum Gas (LPG, baca : elpiji), mesin pompa tipe GK 200 atau sekelasnya bisa juga dikasih elpiji untuk konsumsi bahan bakarnya. Mesin yang biasa mengkonsumsi bensin 8-12 liter per hari cukup disajikan 1 tabung gas elpiji ukuran 3 kg. Lumayan murah khan? Jangan khawatir, pembakaran yang sempurna tidak berdampak over heat pada mesin. Caranya juga tidak susah, hanya menyingkirkan karburator yang fungsinya mencampur bensin dan udara sebelum masuk ruang bakar dan menggantinya dengan dengan bahan bakar gas. Seperti trend kendaraan sekarang yang menggunakan teknologi injeksi (honda menyebutnya, Programmed Fuel Injection/PGM-FI), modifikasi mesin pompa ini merujuk ke sana. Hehehe…
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mengubah asupan bensin pada mesin pompa air menjadi elpiji juga tidak banyak, hanya butuh regulator bertekanan tinggi yang bisa ditebus dengan kocek sekitar 50 ribuan (anggap saja tabung elpiji 3 kg dan selangnya pakai yang ada di kompor hehehe…). Lalu bagaimana langkah pengerjaannya…?
Pertama, lepas dulu tutup bawah karburator lalu simpan beserta pelampungnya.


Kedua, pasangkan regulator tekanan tinggi (high pressure regulator) pada salah satu ujung selang untuk menghubungkan pada tabung elpiji.


Ketiga, bersamaan dengan itu sambungkan ujung selang yang lain pada lubang masuk bahan bakar yang menuju ke ruang pembakaran (menempel pada bagian atas karburator).


Keempat, tutup lubang udara dari filter karburator yang menuju ruang bakar dengan cara menarik penuh switch chooke.


Setelah semua terpasang dan terhubung, mesin siap dioperasikan. Mudah khan…? Sebagai catatan tambahan pada saat akan mengoperasikan mesin, buka tuas gas sedikit atau jangan sampai penuh, demikian juga keran regulatornya sedikit saja. Jika satu dua kali distarter belum menyala mesinnya, maka tambah bukaan regulatornya sedikit demi sedikit karena dimungkinkan asupan bahan bakar yang masuk belum cukup, sampai mesin hidup. Perhatikan dan rasakan mesin sesaat setelah hidup dari suara dan getarannya. Asupan gas yang terlalu kecil bisa mengakibatkan mesin mati lagi. Sedangkan asupan bahan bakar yang berlebih menimbulkan suara tidak stasioner (Tegal : mbrebet) dan getaran mesin terasa kasar. Jika terjadi demikian, aturlah bukaan regulatornya sampai getaran mesinnya terasa halus dan suaranya stasioner (Tegal : langsam).
Sebagai informasi pelengkap : di tempat kami, bukaan regulatornya pada skala 0,5.

Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Salam pejuang pangan…!!!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites