Kegagalan panen
karena kekeringan pada Musim Tanam II (MK) Tahun 2012 bisa menjadi peringatan
dini untuk menanam padi kembali untuk ketiga kalinya. Peningkatan luas panen
sebagai salah satu strategi mencapai target surplus beras 10 juta ton tahun 2015 bisa dengan penambahan indeks
pertanaman 3 (tiga) kali atau IP 300 harus direncanakan secara cermat. Program
peningkatan produksi beras nasional bisa menambah kesengsaraan petani jika
salah perencanaan. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan bila menginginkan tetap berproduksi pada musim kering.
Pertama,
perencanaan yang meliputi penentuan lokasi penanaman. Sebaiknya lokasi yang
digunakan untuk penanaman padi tiga kali didukung ketersediaan air yang cukup
dan dekat dengan sumber airnya yang berasal dari irigasi yang ada, sungai
maupun dari sumur pompa. Areal yang akan ditanami merupakan satu hamparan
karena bisa menekan kehilangan air.
Kedua adalah varietas
padi sebaiknya tahan atau toleran
terhadap cekaman kekeringan, biasa ditanam di lahan kering atau tadah hujan, adaptif
di daerah tersebut, berumur pendek/sedang dan memiliki potensi hasil yang
tinggi. Contoh varietas yang bisa digunakan antara lain : Situ Bagendit,
Inpago-4 atau Mira-1.
Ketiga, cara
bercocok tanam menggunakan sistem tanam benih langsung (TABELA) karena lebih
menghemat air dan cepat panen. Untuk menekan pertumbuhan gulma, sebaiknya
menggunakan herbisida pra tumbuh sebelum tanam benihnya atau setelah pengolahan
tanah dan herbisida purna tumbuh sebelum pemupukan. Jika menggunakan sistem
pindah tanam, sebaiknya bibit yang akan ditanam tidak terlalu muda karena kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan barunya kurang kuat. Bibit padi yang akan
ditanam dipotong bagian ujungnya untuk mengurangi penguapan akibat cuaca
kering.
Keempat, menambahkan
bahan organik baik berupa kompos jerami (pupuk hijau) atau pupuk kandang karena
selain menjadi sumber hara bagi tanaman, keberadaan bahan organik dalam tanah
juga mampu mengikat air sehingga tidak langsung hilang meresap, menguap atau
mengalir.
Kelima dengan sistem pengairan berselang (intermitten), yaitu pemberian air pada fase-fase kritis (tillering dan flowering) dan pada saat ketersediaan air pada zona perakaran telah berkurang. Untuk mengetahuinya bisa dengan memasang paralon yang diberi lubang-lubang di sekelilingnya atau jika permukaan tanah sudah mulai retak ringan.