Satu yang tidak bisa luput ketika membahas perihal usaha tani tanaman pangan (padi dan jagung) adalah produktivitas tanaman. Bagi pelaku utama, pelaku usaha maupun pemerhati pertanian, produktivitas tanaman biasa dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan usaha taninya. Suatu daerah yang rata-rata produktivitas tanamannya tinggi dipersepsikan telah berhasil dalam menerapkan teknologi dalam usaha taninya atau dianggap teknik budidayanya lebih maju daripada daerah lain yang memiliki produktivitas di bawahnya. Meskipun ini tidak selamanya benar, namun diakui bahwa asumsi-asumsi seperti itu telah berkembang dan tertanam di dalam pikiran kita.
Sebagai petani, pengusaha yang bergerak dalam sektor pertanian tanaman pangan atau mungkin sebagai orang yang peduli dengan nasib petani dan dunia pertanian, perlu juga bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran hasil akhir kegiatan budidaya padi dan jagung.
produk
Berbeda dengan padi, tanaman jagung bisa dipanen lebih awal (petik muda) untuk konsumsi rebus. Namun demikian, yang biasa digunakan untuk pengukuran produktivitas adalah produk tanaman setelah masak fisiologis. Dalam perjalanannya, produk padi ataupun jagung sedari panen hingga dipasarkan mungkin telah mengalami beberapa perlakuan (penanganan pasca panen). Sebut saja jagung, pada saat awal dipanen mungkin masih dalam bentuk tongkol jagung berklobot, namun ada juga yang telah kupas kelobotnya untuk mempercepat proses pengeringan di lahan. Proses selanjutnya adalah dipipil kemudian dikeringkan dan disimpan. Setiap tahapan tersebut telah mengalami perubahan bentuk fisik, ukuran dan tentu saja beratnya. Buat petani yang menyimpan hasil panennya, mungkin mengetahui semua perubahan-perubahan itu tetapi bagi petani yang langsung menjualnya atau bagi pelaku usaha dan orang lain tidak banyak mengetahuinya.
Ukuran dan Satuan
Ukuran yang biasa digunakan untuk menyatakan produktivitas tanaman padi adalah Gabah Kering Panen (GKP), yaitu kondisi gabah sesaat setelah dipanen dan Gabah Kering Giling (GKG), yaitu gabah yang telah dikeringkan dan siap digiling atau disimpan. Di kalangan pelaku usaha padi, kondisi gabah berhubungan dengan harga dan ini perlu juga diketahui oleh petani sebagai pengetahuan agar tidak terjebak dalam penawaran produknya. GKP-3 adalah Gabah Kering Panen kualitas 3, yakni gabah setelah panen yang berkadar air 19-25%, telah dibersihkan dari kotoran (sisa-sisa daun setelah dirontokkan) dengan kadar hampa di bawah 10%. GKP-2 adalah Gabah Kering Panen kualitas 2, biasanya kadar airnya berkisar 15-18%, telah dibersihkan dari kotoran dan kadar hampanya 7-10%. Jika kadar hampanya kurang dari 6% dianggap GKP-1 (Gabah Kering Panen kualitas 1). GKG adalah Gabah Kering Giling yang berkadar air 14% dengan kadar hampa kurang dari 3%. Sedangkan satuan yang lazim digunakan dalam pengukuran produktivitas tanaman adalah kuintal (kw), dan untuk menyatakan produksi memakai satuan ton.
Konversi ukuran produktivitas
Pertanyaan-pertanyaan tentang produktivitas tanaman bagi petani, pelaku usaha maupun pemerhati pertanian kadang-kadang berbeda antara hal-hal yang diketahui petani, yang dibutuhkan pelaku usaha atau informasi yang diperlukan oleh peneliti atau petugas pertanian. Untuk mendapatkan jawaban cepat maka perlu konversi ukuran produktivitas yang dijadikan standar dalam penghitungan. Konversi ukuran produktivitas ini didasari pada kondisi umum yang ada di lapangan.
KONVERSI JAGUNG
KONVERSI PADI
13 comments:
gimana cara gunakan tabel di atas yah??
mksih infonya mg bermanfaat..
mohon informasi penggunaan tabel konversi padi dan jagung tersebut. Terima kasih
mohon informasi penggunaan tabel konversi padi dan jagung tersebut. Terima kasih
mohon informasi penggunaan tabel konversi padi dan jagung tersebut. Terima kasih
maaf baru sempat membuka kembali, semoga Mas Kaka dan Mas Zuhran sudah mendapatkan jawabannya (karena sudah lama sekali pertanyaannya)
namun sekedar mengulas kembali, cara penggunaan tabel konversi adalah memposisikan nilai 100 dari produk yang akan dikonversi dan mencari persentase dari hasil konversinya
misalnya saya mempunyai 1 kantong gabah kering panen (GKP) yang beratnya 60 kg, kira-kira jadi berapa kg jadi beras nantinya?
berdasarkan tabel konversi tersebut, saya bisa memperkirakan dengan perhitungan demikian : lihat posisi nilai 100 gabah kering panen, dibawahnya 86,51 untuk gabah kering giling dan 56 untuk beras. oleh karena yang ditanyakan beras, maka jawabannya adalah 56% dari 60 kg yaitu 33,6 kg
catatan :
tabel konversi ini digunakan untuk estimasi, akurasinya tergantung pada kondisi dan kualitas produk
mantab sukses selalu
nice blog
Kl boleh tahu sumber dari mana gan?
Sumber nilai konversix darimana mas?
Maaf br bales,
Tabel konversi itu berasal dr Statistik Pertanian
Statistik Pertanian
Cool and that i have a neat give: How To Budget House Renovation house renovation budget
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam