Saturday, July 23, 2011

PESTISIDA (Bagian 2)


Penggunaan pestisida secara bijaksana adalah kalimat paling sering terdengar saat memaparkan teknik pengendalian kimiawi. Prinsipnya bahwa pestisida sebagai alternatif pengendalian OPT harus digunakan secara tepat, tepat sasaran dan jenisnya, tepat dosis/konsentrasinya, tepat waktu dan tepat cara/aplikasinya. Selain efikasi pestisida (efektifitasnya terhadap OPT sasaran), yang menjadi pertimbangan lain dalam penggunaan pestisida adalah harga (efisiensi usaha tani). Apabila teknik pengendalian lain tidak mampu menurunkan populasi OPT secara cepat (ambang pengendalian) dan berimbas pada turunnya nilai ekonomi yang disebabkan oleh kerusakan tanaman/kehilangan hasil (ambang ekonomi) akibat serangan OPT, maka penggunaan pestisida bisa direkomendasikan. Disamping itu, harga juga bisa dijadikan pertimbangan lain dalam pemilihan pestisida yang sejenis. Berkaitan dengan pemilihan pestisida yang akan digunakan untuk pengendalian OPT, alangkah baiknya mengenal penggolongan atau klasifikasi pestisida.


KLASIFIKASI PESTISIDA
Pengelompokan atau klasifikasi pestisida didasarkan atas beberapa macam cara. Menurut jasad sasarannya, pestisida dibagi atas beberapa macam kelompok, antara lain :
Insektisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa serangga. Contoh : Bassa 50 EC Kiltop 50 EC dan lain-lain.
Nematisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa nematode atau cacing-cacing parasit yang biasa menyerang perakaran tanaman. Contoh : Furadan 3 GR.
• Rodentisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas binatang-binatang mengerat, seperti misalnya tupai, tikus. Contoh : Klerat RM, Racumin, Caumatatralyl, Bromodoiline dan lain-lain.
Herbisida : adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma (tanaman pengganggu). Contoh : Ronstar ODS 5/5 Saturn D.
Fungisida : racun yang digunakan untuk mengendalikan penyakit disebabkan oleh cendawan (jamur). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan 400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000.
Akarisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang berupa akarina atau tungau. Contoh : Mitac 200 EC, Petracrex 300 EC, Samite 135 EC.
Bakterisida : yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan penykit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Contoh : Ffenazin-5-oksida (Staplex 10 WP).
• Dan lain-lain (Moluskisida, Avisida, Piscisida)

Dari cara penggunaannya, ada pestisida yang penggunaanya dengan disemprotkan, dibenamkan, ditaburkan, dioleskan, disuntikan dan lain-lain. Berdasarkan cara aksi atau cara masuknya pestisida dalam jasad sasaran (mode of action), ada beberapa kelompok pestisida, yaitu :
Racun perut/lambung : bahan racun akan merusak dalam jumlah besar dalam perut, usus atau sistem pencernaan jasad sasaran setelah pestisida masuk tertelan.
Racun kontak : pestisida yang bersifat membunuh atau mengganggu perkembangbiakan bila racun mengenai jasad sasaran, baik secara langsung mengenai tubuh sasarannya maupun karena tertinggal/menempel pada permukaan daun/bagian tanaman atau pada tempat-tempat yang biasa disinggahi OPT
Racun nafas : pestisida yang dapat meracuni jasad sasaran karena terhisap atau masuk ke dalam sistem pernafasannya. Bahan racun pestisida ini biasanya berbentuk gas atau bahan lain yang mudah menguap (fumigan)
Racun syaraf : pestisida yang cara kerjanya mengganggu sistem syaraf jasad sasaran
Racun protoplasmik : racun yang bekerja dengan cara merusak protein dalam sel tubuh jasad sasaran
Racun sistemik : pestisida yang dapat masuk ke dalam jaringan tanaman dan ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman, sehingga bila dihisap, dimakan atau mengenai jasad sasarannya bisa meracuni. Jenis tertentu masuk menembus jaringan tanaman (translaminar).

Berdasarkan kandungan bahan kimia dan sintesisnya, pestisida dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok, yakni :
• Pestisida dengan bahan alami anorganik, contohnya : belerang dan kapur
• Pestisida dengan bahan alami organik, misalnya : produk mikrobia dan nabati
• Pestisida dengan bahan sintesis anorganik, seperti : prusi, Paris Green dan bubur bordeaux
• Pestisida dengan bahan sintesis organik : hidrokarbon berkhlor, siklodien, organofosfat, karbamat, piretroid sintetik, bensilfenil urea, triazin, berbagai jenis pemikat buatan, dll

Dari formulasinya, pestisida bentuknya bermacam-macam, antara lain :
1. Cair
a. Cairan yang dapat diemulsikan (Emulsifeable Concentrate/EC, Transparent Emulsion Concentrates/TEC)
b. Cairan yang dapat dilarutkan atau water-miscible liquids (Water-Soluble Concentrates/WSC, Liquid/L, Soluble Concentrates/SC, Soluble Liquid/SL)
2. Padat
a. Tepung, yang dapat dilarutkan (Water Soluble Powder/SP), yang dapat bercampur dangan air/alcohol (Wettable Powder/WP), dengan pelarut padat (Flowable/F atau Sprayable suspension/S)
b. Debu (Dust/D)
c. Butiran (Granule/G)
d. Umpan (Bait/B)

Selain itu, ada juga yang menggolongkan pestisida berdasarkan sifat-sifatnya, misalnya atraktan (menarik/pemikat, biasanya sebagai perangkap), repelen (menolak kehadiran), antifedan (tidak disukai untuk dimakan).

KODE DAN KOMPONEN PESTISIDA
Pestisida yang beredar dipasaran, dalam kemasannya dilengkapi dengan kode-kode baik berupa tulisan, simbol/warna maupun gambar (pictogram) yang menjelaskan kandungan, sifat, petunjuk penggunaan dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Setiap pestisida mencantumkan nama bahan aktif, formulasi, cara kerja, dosis atau konsentrasi serta cara penggunaannya.
Contoh : Winder 25 WP, Winder adalah merek dagangnya, 25 adalah kandungan bahan aktifnya (25%), WP adalah formulasinya (tepung). Di dalam kemasannya tertera juga bahan aktif (imidakloprid) serta dosis penggunaan pada jasad sasaran.
Agar lebih mengenal pestisida, perlu juga diketahui beberapa komponen yang terdapat di dalamnya (menyangkut sifat dan efikasinya) :
Bahan aktif adalah produk khemis yang mengandung kemampuan insektisidaladjuvant adalah bahan yang memperbaiki kualitas bahan formulasi insektisida (memperbaiki penetrasi/absorbsi)
agensi antidrift adalah senyawa yang dipergunakan untuk mengurangi jumlah droplet halus hasil suatu noselkarier adalah bahan inert yang berfungsi sebagai pelarut atau matriks bagi bahan aktif
bahan kompatibel adalah bahan yang dapat dicampur bersama tanpa mempengaruhi sifat masing-masing bahan
agensi deflokulasi dipergunakan untuk mencegah penggumpalan/agregasi suatu padatan dalam larutan semprot.
emulsifier adalah bahan surfaktan yang dipergunakan untuk menstabilkan suspensi caira dalam cair (mis. minyak dalam air)
agensi pembusa adalah bahan kimia yang menyebabkan insektisida menghasilkan busa, sehingga mengurangi drift.
penetran merupakan bahan additif atau adjuvan yang membantu insektisida bergerak bebas pada permukaan luar jaringan tanaman
propelen adalah bahan inert dalam produk bertekanan (aerosol)
surfaktan adalah bahan yang membantu mengefektifkan bahan penyelaras permukaan sasaran (emulsifier, bahan pembasah)--ada yang non-ionik (eter poliglikol dan oksida polietilen) ada yang ionik (anionik: SDS/kationik)
suspensi adalah partikel halus yang dilarutkan ke dalam cairan (termasuk juga emulsi)

3 comments:

SUDAHLAH, JANGAN MENGELUH !!!
MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM
KETIKA PANEN TIBA

"BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB SO / AVRON / NASA + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO", hasilnya akan lebih baik, bisa meningkat 1 -- 4 kali pola bertani biasa.

Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 100% — 400% dibanding pola tanam konvensional seperti sekarang.

PUPUK ORGANIK AJAIB SO/AVRON/NASA merupakan pupuk organik lengkap yang memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro tanah dengan kandungan asam amino paling tinggi yang penggunaannya sangat mudah, sedangkan
EM16+ merupakan cairan bakteri fermentasi generasi terakhir dari effective microorganism yang sudah sangat dikenal sebagai alat composer terbaik yang mampu mempercepat proses pengomposan dan mampu menyuburkan tanaman dan meremajakan/merehabilitasi tanah rusak akibat penggunan pupuk dan pestisida kimia yang tidak terkendali, sementara itu yang dimaksud
sistem jajar legowo adalah sistem penanaman padi yang diselang legowo/alur/selokan, bisa 2 padi selang 1 legowo atau 4 padi selang 1 legowo dan yang paling penting dalam tani pola gabungan ini adalah relative lebih murah.

CATATAN:
1. Bagi Anda yang bukan petani, tetapi berkeinginan memakmurkan/mensejahterakan petani sekaligus ikut mengurangi tingkat pengangguran dan urbanisasi masyarakat pedesaan, dapat melakukan uji coba secara mandiri system pertanian organik ini pada lahan kecil terbatas di lokasi komunitas petani sebagai contoh (demplot) bagi masyarakat petani dengan tujuan bukan untuk Anda menjadi petani, melainkan untuk meraih tujuan yang lebih besar lagi, yaitu ANDA MENJADI AGEN SOSIAL penyebaran informasi pengembangan system pertanian organik diseluruh wilayah Indonesia.
2. Cara bertani organik tidak saja hanya untuk budidaya tanaman padi sawah, tetapi bisa juga untuk berbagai produk-produk Agro Bisnis yang meliputi pertanian (padi, palawija, buah dan sayuran), perkebunan, perikanan, dan petennakan.

Hasil panen setelah menggunakan Pupuk Ajaib SO
Kesaksian untuk tanaman pertanian tanpa pestisida kimia, dan perangsang tumbuh tambahan lainnya :
* Cabe Organik bias mencapai 6 kg/pohon, dan umur tanaman bisa sampai 3 tahun.
* Padi Organik bias mencapai rata-rata 16—24 ton / hektar.
* Bawang Merah Organik bisa mencapai diatas 24--36 ton / hektar
* Jamur Tiram Organik bisa meningkat 300 % dari biasanya, dan bebas ulat !
* Bawang Daun Organik bisa mencapai rata-rata 1 kg/batang
* Kol Organik bisa mencapai rata-rata 5-8 kg/pohon
* Sawit yg sudah tidak produktif bisa kembali lagi produktif, sedangkan yg diberi pupuk
kimia tidak ada perubahan
Kesaksian untuk hewan tanpa vaksin, antibiotik, dan vitamin lainnya :
* Nila 3cm dirawat 2 minggu bisa sebesar umur 2 bulan padahal pakannya hanya
ampas tahu & bekatul.
* Bebek afkir yang biasanya telurnya hanya 10% bisa meningkat jadi 50% lebih.
* Sapi beratnya meningkat di atas 1,5 kg/hari padahal pakannya hanya daun-
daunan saja.
* Broiler bisa panen pada hari ke 28-29 berat 1,5-1,7 kg
* Pembibitan lele angka kematian bisa sampai pada 0%
* Budidaya belut bibit 3 bulan bisa mencapai berat rata-rata 500 gram/ ekor
* Lele 5—7 cm bisa panen dalam waktu 29 hari

Semoga petani kita bisa tersenyum ketika datang musim panen.

AYOOO PARA PETANI DAN SIAPA SAJA YANG PEDULI PETANI!!!! SIAPA YANG AKAN MEMULAI? KALAU TIDAK KITA SIAPA LAGI? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?

Anda siap menjadi donatur bagi pekerja sosial agen penyebaran informasi, atau Anda sendiri merangkap sebagai pekerja sosial agen penyebaran informasi itu dilokasi sekitar anda berada, atau pada wilayah yang lebih luas lagi diseluruh Indonesia?

Hubungi kami di omyosa@gmail.com, atau sms ke 02137878827, 081310104072
Diposting dari berbagai sumber

pak sosoro boleh gimana cara dapetin buku hiaju pestisda yang terbaru makasih

Apa yang di maksud denga RESISTAN ?
Mohon penjelasannya.

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites