Tentang Madu Singkong
Tulisan ini bersumber pada materi Pelatihan Pangan Olahan Non Beras/Non Terigu yang sajikan oleh Bapak Fachruddien Abdul Syukur, SP. Beliau adalah guru SMK Negeri 2 Slawi, salah satu staf pengajar di Program Studi Agribisnis Hasil Pertanian. Sebuah bahan presentasi yang menggerakkan untuk ditulis ulang dan dipublikasikan agar lebih banyak yang mengetahui. Diakui atau tidak, kenyataannya petani atau pelaku utama mengetahui suatu teknologi setelah beberpa tahun sejak ditemukan/dikembangkan oleh para peneliti atau lembaga penelitian/penkajian teknologi. Tidak berharap banyak, semoga tulisan ini bisa menjadi referensi buat teman-teman petani dalam mengelola usaha taninya (pengolahan hasil). Bagi para penyuluh dan pemerhati dunia pertanian, mudah-mudahan menjadi tambahan pengetahuan. Dan buat teman-teman yang telah mengetahuinya, silahkan dilengkapi bila banyak kekurangannya. Semoga bermanfaat.
Madu merupakan suplemen yang sangat berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Buat anak-anak bisa membantu pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak. Bagi yang telah dewasa dan para orang tua, madu dapat menambah stamina tubuh dan meningkatkan vitalitas. Komposisi utama madu adalah glukosa, suatu kabohidrat yang dapat langsung diserap usus dan didistribusikan ke seluruh tubuh sebagai sumber energi.
Singkong adalah sumber utama karbohidrat bagi sebagian penduduk Indonesia setelah beras dan jagung. Karbohidrat yang ada di dalam singkong berupa pati yang dengan bantuan enzim dan pengaturan suhu yang tepat dapat dirubah menjadi glukosa.
Madu singkong adalah glukosa hasil penguraian pati dari singkong. Madu singkong dapat langsung dikonsumsi sebagai suplemen dan sumber energi, juga dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan bioetanol, bahan permen, kecap, roti dan banyak lagi olahan dari madu singkong.
Singkong Segar
Singkong atau ubi kayu mempunyai nama daerah yang bermacam-macam. Masyarakat Jawa ada yang menyebut telo, pohung, bodin dan lain-lain. Di Jawa Barat (sunda) istilah singkong biasa disebut sampeu, huwi dangdeur atau juga huwi jendral. Penduduk Ambon menyebutnya kasbek dan orang Padang mengenal dengan istilah lain umbi perancis.
Untuk mendapatkan madu singkong yang baik mesti menggunakan singkong segar dengan kandungan pati yang cukup tinggi. Beberapa varietas singkong unggul yang direkomendasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan antara lain :
• Adira-4, umur tanaman sekitar 8 bulan, potensi hasil 25 – 40 ton/Ha, kadar pati 25 – 30%
• Malang-6, umur tanaman 9 bulan, rata-rata produksi 36,4 ton/Ha,kadar pati 25 – 32%
• UJ-3, umur 8 bulan, produksi 30 – 40 ton/Ha, kadar pati 25 – 30%
• UJ-5, umur berkisar 9 – 10 bulan, potensi hasil 25 – 38 ton/Ha dengan kadar pati 20 – 30%
Keunggulan dari keempat varietas tadi adalah daunnya tidak mudah gugur pada saat kekeringan (musim kemarau), adaptif terhadap tanah ber-pH tinggi atau rendah serta memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi pada lingkungan padat populasi (persaingan dengan gulma maupun tanaman lain bila ditanam dengan pola tumpang sari).
Singkong segar yang baik bisa didapat dari tanaman yang dibudidayakan dengan baik serta dipanen pada waktunya dan dengan penanganan yang baik pula. Beberapa hal yang berkaitan dengan keduanya, yaitu :
• Menggunakan bibit baik, bibit berupa stek yang berasal dari batang tengah yang sudah berkayu, panjang 15-20 cm, berdiameter 2-3 cm, tanpa penyimpangan dan bagian ujungnya tidak percah atau terbelah (pemotongan menggunakan gergaji dengan alas batang pisang)
• Agar akar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta terdistribusi secara merata, stek ditanam secara vertikal dengan kedalaman hingga 15 cm.
• Sebelum dipanen, potong batang singkong dan sisakan sekitar 10 cm dari pangkalnya untuk memudahkan pencabutan.
• Cabut tanaman dengan tangan atau pengungkit sehingga umbi dapat diangkat keluar dari tanah
Pembuatan Madu Singkong
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan madu singkong
1. Pisau
2. Bak cucian
3. Mesin pemarut
4. Mesin pengaduk
5. Panci stainless steel
6. Pemanas elektrik
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Singkong
2. Alpha amylase
3. Gluco amylase
4. Arang aktif
5. Kain saring
Proses pembuatan madu singkong (untuk 1 kg)
• Kupas singkong segar dan ambil satu kilogram
• Cuci singkong yang telah dikupas dengan air bersih
• Hancurkan dengan mesin pemarut
• Tambahkan 500 ml air kemudian diaduk dan disaring
• Tambahkan lagi 500 ml air pada ampas kemudian diaduk dan disaring
• Tampung kedua santan hasil perasan di atas pada panci stainless steel
• Tambahkan 1 ml enzim alpha amylase dan aduk hingga homogen
• Panaskan sambil tetap diaduk hingga suhu mencapai 80-90 derajat celcius dan pertahankan selama 1 jam
• Turunkan suhunya sehingga 60 – 70 derajat celcius
• Tambahkan dengan 1 ml enzim gluco amylase dan aduk secara merata
• Pertahankan suhu 60 – 70 derajat celcius selama 24 jam
• Tambahkan arang aktif 2 gram dan diaduk secara merata selama 30 menit
• Saring menggunakan kertas saring atau saringan bertekanan
• Panaskan hasil penyaringan tadi sehingga suhu mencapai 80 – 90 derajat celcius sampai volumenya berkurang sepertiga bagian dan cairan menjadi kental
• Larutan kental ini adalah madu singkong yang diinginkan
• Kemas madu singkong dalam botol atau plastik
Uji Mutu Madu Singkong
Dengan pengujian secara fisik (tekstur berupa cairan kental), pengujian secara kimia (kandungan pati negatif, derajat keasaman 5,5, specific gravity 1,482 dan indeks rafratifnya 1,482) serta pengujian secara organoleptik (rasa manis) didapatkan hasil bahwa derajat penerimaan konsumen adalah baik atau dengan kata lain aman dikonsumsi dan bisa diterima konsumen.
Renungan
Rasanya tidak wajar di negeri yang memiliki potensi sumber daya alam luar biasa ini sampai miskin penduduknya. Betapa tidak, kekayaan mineral dan bahan tambang yang melimpah, minyak bumi, ikan dan hasil laut, kayu dan hasil hutan tropis lain serta hasil bumi dan keanekaragaman botani yang begitu banyak. Belum lagi cerita keindahan alam yang mempesona, kekhasan budaya dan adat penduduknya, serta peradaban kuno yang bernilai seni tinggi. Ini menjadi daya tarik luar biasa buat dunia pariwisata jika dikembangkan dan dikelola dengan bijaksana.
Namun kenyataan berkata lain, kesenjangan kaya dan miskin begitu lebar, banyak penduduk miskin di negeri ini yang tak mampu mengenyam pendidikan sampai tingkat atas, tak bisa memenuhi kebutuhan gizi keluarganya dan bahkan tidak sanggup memberikan asupan makanan yang cukup setiap harinya. Bagi yang menyaksikan ini, tentu akan bertanya “Bagaimana ini bisa terjadi? Apa mereka luput dari perhatian negara?”.
Sementara di tempat lain, apartemen mewah tumbuh dimana-mana menggusur perkampungan-perkampungan kecil. Pasar-pasar swalayan, mall dan hypermarket menjamur memanjakan para warga yang kerasukan modernisasi dan budaya konsumtif. Demikian juga perkembangan dunia otomotif yang melesat cepat, sepeda motor, mobil bahkan kendaraan mewah laku bak kacang goreng di negeri ini. Kontras, buat mereka bisa merasakan ini semua, pasti tak akan percaya masih ada penduduk di negeri ini yang kelaparan, hidup tak normal akibat gangguan gizi, anak-anak usia sekolah berhamburan di jalan raya pada pagi dan siang hari untuk mengais rezeki.
Ini fakta, entah karena kebijakan pembangunan yang tak menyentuh pada akar permasalahan, keadilan dan pemerataan yang tak berpihak bagi kaum proletar, sikap ketidakpedulian warga terhadap kondisi-kondisi seperti ini, mental penduduknya yang mudah terbuai oleh kekayaan alam, sikap malas karena alam masih memberikan kebutuhannya ataukah karena kebodohan yang telah tertanam sejak penjajahan dulu?
Takkan habis bila didiskusikan di tempat ini, pun tidak memecahkan masalah apa-apa jika hanya dibahas, dibahas dan dibahas tanpa ada aksi konkret penduduknya. Ada hal-hal yang mungkin sepele tapi bisa dilakukan dan dapat membantu mengurai kekusutan permasalahan kesenjangan pendapatan warga yang hidup bawah garis kemiskinan dan warga yang berkecukupan. Bagi kaum marginal, “teruslah berusaha dan berikan sentuhan teknologi dalam setiap karyanya, semoga bisa meningkatkan nilai ekonomi dan daya saingnya”. Sementara buat lainnya “berikan apresiasi yang lebih terhadap produk dalam negeri, perhatian dan dukungan kita akan memberikan branded bagi hasil kerja keras saudara kita”
0 comments:
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam