Monday, August 27, 2012

TETAP PRODUKSI PADA MUSIM KERING

Kegagalan panen karena kekeringan pada Musim Tanam II (MK) Tahun 2012 bisa menjadi peringatan dini untuk menanam padi kembali untuk ketiga kalinya. Peningkatan luas panen sebagai salah satu strategi mencapai target surplus beras 10 juta ton tahun 2015 bisa dengan penambahan indeks pertanaman 3 (tiga) kali atau IP 300 harus direncanakan secara cermat. Program peningkatan produksi beras nasional bisa menambah kesengsaraan petani jika salah perencanaan. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan bila menginginkan tetap berproduksi pada musim kering.


Pertama, perencanaan yang meliputi penentuan lokasi penanaman. Sebaiknya lokasi yang digunakan untuk penanaman padi tiga kali didukung ketersediaan air yang cukup dan dekat dengan sumber airnya yang berasal dari irigasi yang ada, sungai maupun dari sumur pompa. Areal yang akan ditanami merupakan satu hamparan karena bisa menekan kehilangan air.
Kedua adalah varietas padi sebaiknya  tahan atau toleran terhadap cekaman kekeringan, biasa ditanam di lahan kering atau tadah hujan, adaptif di daerah tersebut, berumur pendek/sedang dan memiliki potensi hasil yang tinggi. Contoh varietas yang bisa digunakan antara lain : Situ Bagendit, Inpago-4 atau Mira-1.


Ketiga, cara bercocok tanam menggunakan sistem tanam benih langsung (TABELA) karena lebih menghemat air dan cepat panen. Untuk menekan pertumbuhan gulma, sebaiknya menggunakan herbisida pra tumbuh sebelum tanam benihnya atau setelah pengolahan tanah dan herbisida purna tumbuh sebelum pemupukan. Jika menggunakan sistem pindah tanam, sebaiknya bibit yang akan ditanam tidak terlalu muda karena kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan barunya kurang kuat. Bibit padi yang akan ditanam dipotong bagian ujungnya untuk mengurangi penguapan akibat cuaca kering.
Keempat, menambahkan bahan organik baik berupa kompos jerami (pupuk hijau) atau pupuk kandang karena selain menjadi sumber hara bagi tanaman, keberadaan bahan organik dalam tanah juga mampu mengikat air sehingga tidak langsung hilang meresap, menguap atau mengalir.

 

Kelima dengan sistem pengairan berselang (intermitten), yaitu pemberian air pada fase-fase kritis (tillering dan flowering) dan pada saat ketersediaan air pada zona perakaran telah berkurang. Untuk mengetahuinya bisa dengan memasang paralon yang diberi lubang-lubang di sekelilingnya atau jika permukaan tanah sudah mulai retak ringan.



1 comments:

makin kagum sama sampeyan mbah..

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites