Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 1

Penyiapan bahan dan alat : Jerami, pagar bambu, ember, terpal, tali dan dekomposer.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 2

Memasukkan jerami ke dalam kotak yang terbuat dari pagar bammbu secara bersap sambil dipadatkan, setiap sap kurang lebih 25 cm.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 3

Siramkan Dekomposer yang telah dilarutkan dalam air secara merata pada setiap sap sehingga kelembaban sekitar 60%.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 4

Tumpukan jerami telah penuh hingga sap terakhir, lepas pagar sebelum ditutup terpal.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 5

Tumpukan ditutup rapat, diikat lalu diberi beban agar terpal penutup mengikuti penyusutan jerami.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 6

Jerami diinkubasikan sambil diamati perkembangannya, proses fermentasi berlangsung ditandai dengan kenaikan suhu.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 7

Dua hari kemudian tumpukan jerami telah menyusut volumenya, periksa kelembaban jerami bila tidak ada tanda-tanda proses fermentasi.

Pembuatan Kompos Jerami : Gambar 8

Lima hari setelah inkubasi penyusutan volume jerami semakin banyak dan kompos siap digunakan bila tumpukan jerami tidak panas lagi.

Thursday, January 26, 2012

Kenali Lahan Kita




"Tak kenal maka tak sayang"
dalam dunia usaha tani (budidaya tanaman)

Penyiapan lahan dan pengolahan penting dalam kegiatan usaha tani. Cara pengolahan yang kurang tepat tidak hanya membebani biaya usaha tani, namun juga berdampak tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kalau sudah demikian maka bukan tidak mungkin akan terjadi penambahan biaya pemeliharaan untuk mempertahankan produktivitas tanaman. Adopsi teknik pengolahan tanah dari suatu daerah perlu diadaptasikan dulu mengingat adanya keanekragaman jenis tanah dengan segala karakternya. Baik di suatu tempat belum tentu baik di tempat kita. Dengan mengenali lahan, kita akan memperlakukan dan mengolahnya dengan cara yang tepat.

Bagi petani, mengenali lahan tak harus mengetahui detailnya seperti seorang ahli tanah meski tidak ada larangan untuk memperlajarinya dengan pendekatan-pendekatan geologi, pedologi maupun edaphologi. Namun demikian ada beberapa sifat-sifat tanah yang perlu diketahui.

Warna Tanah
Warna tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan kimia yang di dalamnya. Pada umumnya, tanah yang banyak mengandung bahan organik tinggi akan berwarna lebih gelap dan biasanya memiliki tingkat kesuburan lebih tinggi. Asal-usul warna tanah biasanya berhubungan dengan mineral-mineral yang dominan dalam tanah.
  • Kuning,berasal dari mineral limonit (2Fe2O33H3O).
  • Cokelatberasal dari bahan 2 organis asam yang lapuk sebagian.
  • Putihberasal dari mineral2 silika-kuarsa (SiO2), kapur (CaCO3), kaolin, bauksit, aluminium dan silikat, gypsum (CaCO42H2O), nitrat, garam2 yang sudah larut serta koloida2 organis tertentu.
  • Hitamberasal dari bahan2 organis yang telah terurai dengan hebat, dan biasanya ada hubungannya dengan unsur2 karbon (C), magnesium (Mg), serta beleran (S).
  • Merahberasal dari mineral hematite (Fe2O3) atau turgit (2Fe2O3H2O).
  • Hijauberasal dari oksida ferrous.
  • Biruberasal dari mineral lilianit.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah menunjukkan susunan relative atau kompoisisi dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir (sand) yang berukuran 2000 - 200 mikrometer, debu (silt) berukuran 200 - 2 mikrometer dan liat (clay) berukuran kurang dari 2 mikrometer.
Pasir

- memiliki ciri terasa kasar jika dipegang
- berbutir
- tidak lengket
- tidak bias dibentuk bola atau gulungan 
- pengalirkan air (porous/permeable)
Debu
- terasa tidak kasar
- masih terasa berbutir
- agak melekat
- dapat dibentuk bola atau tegak
Liat
- terasa berat
- halus
- sangat lekat
- dapat dibentuk bola dengan baik
- mudah digulung
- juka dibentuk pita panjang mencapai 5 cm atau lebih 
- agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)


Dari gambar di atas, ada 12 jenis tekstur tanah berdasarkan komposisi ketiga bahan tersebut, yaitu :
Pasir (Sand)
~        Sangat kasar sekali
~        tidak membentuk bola dan gulungan
~        tidak melekat
Pasir berlempung (Loamy Sand)
~        Sangat kasar
~        membentuk bola yang mudah sekali hancur
~        agak melekat.
Lempung berpasir (Sandy Loam)
~        Agak kasar
~        membentuk bola agak kuat tapi mudah hancur
~        agak melekat.
Lempung/Geluh (Loam)
~        Rasa tidak kasar dan tidak licin
~        membentuk bola teguh
~        dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat
~        melekat.
Lempung berdebu (Silty Loam)
~        Licin
~        membentuk bola teguh
~        dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat
~        agak melekat.
Debu (Silt)
~        Rasa licin sekali
~        membentuk bola teguh
~        dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat
~        agak melekat.
Lempung berliat (Clay Loam)
~        Rasa agak kasar
~        membentuk bola agak teguh (lembab)
~        membentuk gulungan tapi mudah hancur
~        agak melekat.
Lempung liat berpasir (Sandy Clay Loam)
~        Rasa kasar agak jelas
~        membentuk bola agak teguh (lembab)
~        membentuk gulungan tetapi mudah hancur
~        melekat.
Lempung liat berdebu (Silty Clay Loam)
~        Rasa licin jelas
~        membentuk bola teguh
~        gulungan mengkilat
~        melekat.
Liat berpasir (Sandy Clay)
~        Rasa licin agak kasar
~        membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin
~        mudah digulung
~        melekat.
Liat berdebu (Silty Clay)
~        Rasa agak licin
~        membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin
~        mudah digulung
~        melekat.
Liat (Clay)
~        Rasa berat
~        membentuk bola sempurna
~        bila kering sangat keras
~        basah sangat melekat.


Struktur Tanah
Struktur tanah yaitu susunan dari butiran-butiran tanah.Struktur dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu struktur lepas butir, struktur remah, dan struktur gumpal. Tanah dikatakan memiliki struktur lepas butir, bila butir-butir tanah letaknya berderai atau terlepas satu sama lainnya, sedangkan tanah berstruktur remah bila butir-butir tanah berkumpul membentuk semacam kerak roti. Dan struktur remah merupakan struktur tanah yang paling baik untuk dijadikan sebagai tanah pertanian. Tanah yang berstruktur gumpal ditandai dengan butir-butir tanah melekat sangat rapat satu sama lain.

Monday, January 23, 2012

Tanah, Tidak Sekedar Tempat Tumbuh Tanaman



Gambar di atas adalah tanaman jagung yang ditanam pada tanah sawah dengan pengolahan tanah minimal (minimum tillage). Tidak jauh dari tempat tersebut ada yang diolah dengan sempurna dan ada lagi yang tanpa olah tanah. Sudah bisa ditebak, tanaman jagung tumbuh dan berkembang secara optimal di lahan yang diolah dengan sempurna. Mengapa demikian? karena kebutuhan tanaman, baik kebutuhan primer (air, udara dan hara) maupun kebutuhan sekunder (zat-zat pemacu pertumbuhan, antibioti dan toksin anti hama atau enzim) tersedia bagi tanaman.


Fungsi Tanah


Sebelum teknologi pertanian berkembang pesat seperti sekarang ini, tanah dianggap sebagai satu-satunya media tumbuh bagi tanaman sehingga tanah didefinisikan sebagai tempat tumbuh tanaman. Kini, budidaya tanaman dapat dilakukan dengan media selain tanah, misalnya di air (hydroponic), di udara (aeroponic) maupun media lain seperti kerikil, sekam, arang atau bahan lainnya. Tentu saja teknik budidayanya berbeda dengan yang dilakukan di atas lahan sawah, dimana kebutuhan tanaman diberikan secara terpisah dengan cara-cara tertentu. Sementara di persawahan, kebutuhan tanaman bisa didapatkan melalui tanah.


Dengan demikian, peranan pengolahan tanah dalam budidaya tanaman menjadi sangat penting agar tanah bisa berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu :

  1. Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, sehingga bisa menopang tubuh tanaman dengan kuat serta mendapatkan kebutuhannya dengan baik.
  2. Sebagai penyedia kebutuhan primer bagi tanaman (air, udara dan unsur-unsur hara)
  3. Sebagai penyedia kebutuhan sekunder bagi tanaman (zat-zat pemacu pertumbuha : hormon, vitamin dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan ketersediaan hara)
  4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam hal penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama atau penyakit bagi tanaman.
Media Tumbuh Tanaman

Tanah sebagai media tumbuh tanaman yang ideal tersusun atas :
  • padatan tanah 
  1. Mineral tanah (45%), dan
  2. Bahan organik (5%)
  • pori tanah
  1. Air (20 - 30%), dan
  2. Udara (20 - 30%).


Dengan pengolahan tanah yang sempurna, komposisi media tumbuh tanaman lebih ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman daripada yang diolah secara ringan apalagi tanpa pengolahan karena biota tanah juga bisa berkembang dengan baik.

Tuesday, January 10, 2012

PETANI MACAM APA AKU...?

tidak ada seorang muslim pun yang menanam suatu pohon atau bertani dengan suatu macam tanaman kemudian dimakan burung, manusia atau ternak melainkan hal itu akan menjadi sedekah baginya (Shahih Muslim No.2904)
Petikan hadits tersebut mungkin suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku dibalik fenomena KETENTERAMAN hidup petani. Dengan penghasilan yang tidak banyak (red-petani gurem), mereka terlihat damai menjalani hidup bersama keluarganya. Bisa jadi ini disebabkan kemampuan mereka meredam kebutuhan hidup yang kini makin "neko-neko". Kesederhanaan membungkus perilaku di tengah gaya hedonisme zaman yang berkembang begitu pesat. Sederhana tidak identik dengan ketertinggalan, gagap teknologi ataupun kemiskinan. Jadi, apa salahnya aku mencoba menyederhanakan perilaku seperti mereka?

SPIRIT
Logikaku yang teramat sangat sederhana sekali menjadi motivasi kuat untuk menekuni profesi PETANI. Spirit hadits di atas menuntunku untuk menguak tabir ketidaktahuan yang terbalut sedikit pengetahuan, penasaran ingin tahu kebahagiaan yang bisa kugali dari dunia ini, PERTANIAN. Berbekal niat, waktu dan semangat itulah aku mencoba peruntungan meraih keberkahan rejeki seperti yang dinikmati kebanyakan petani. Kegagalan-kegagalan yang kudapat selama ini menyadarkanku betapa bodohnya aku dibanding mereka (red-petani). Sungguh, 4 tahun bukan waktu yang cukup untuk mengenali KALAMULLAH yang digelar di tengah-tengah hamparan sawah. Tidak banyak ilmu yang bisa kuketahui dalam kurun waktu itu, sehingga untuk memahami lahanku saja belum bisa. Seperti yang kugambarkan dalam foto di atas "jangan anggap bertani itu mudah", kendala dan permasalahan yang dihapai seolah menantang kita untuk menyelesaikannya dengan bijak.

DILEMA
Ada banyak pertanyaan yang kadang susah untuk mendapatkan jawabannya. Nilai "sedekah" yang ada dalam hadits di atas mungkin bisa didapat bila kita melakukannya dengan ikhlas. Apa bisa dikatakan ikhlas kalau dalam tugasnya kita mengharapkan sesuatu (red-pamrih bisa menuai hasil bagus)? Bukankah kita hanya diwajibkan untuk mengikhtiarkan saja, sedangkan hasil adalah KETENTUAN Sang Khaliq? Bagaimana Yang Maha Pengasih memberikan keberkahan bila cara-cara yang kita lakukan dapat berakibat rusaknya tatanan alam? Haruskah kita merusak atau membunuh mahluk-mahluk ciptaan-Nya hanya untuk menyelamatkan tanaman yang kita budidayakan?

Dalam perjalanan pembelajarannya, aku memohon ampunan kapada Yang Maha Pengampun atas kebodohan dan kelalaianku yang telah membunuh rerumputan yang mungkin menjadi makanan bagi binatang ternak, atas kekhilafanku yang tidak memberi kesempatan kepada tanah untuk istirahat. Aku memohon maaf atas sikap-sikapku yang selalu mengeluh bilamana yang terjadi tidak sesuai dengan yang aku harapkan. Aku juga memohon semoga Allah SWT menerima "sedekah"ku.

Dengan menyebut nama-Mu atas diri kami, harta kami dan agama kami, jadikanlah kami ridlo atas ketentuan-Mu, berkahilah atas apa yang telah Engkau takdirkan. Amien...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites