Dinamika
pertanian di negeri ini berkembang pesat, terlebih lagi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kemudahan untuk mengaksesnya. Perubahan
regulasi yang memberi ruang lebih luas bagi petani untuk mengembangkan usaha
taninya, memungkinkan mereka untuk mengelola usaha tani dengan komoditas yang
dikehendakinya, bebas memilih varietas yang disukainya serta menentukan waktu
penanamannya. Kondisi demikian ini sangat baik bagi pembangunan pertanian itu
sendiri, ada modernisasi dalam teknik budidaya dan sistem usaha tani.
Sayangnya
perubahan ini juga membawa dampak lain terhadap pergeseran nilai sosial yang
telah ada. Kebebasan mengelola usaha tani memunculkan sikap egoisme di kalangan
petani yang lambat laun mengakar dalam kegiatan budidaya tanaman. Perilaku individualis ini yang mengakibatkan semangat
petani untuk berkelompok kian memudar, kekompakan makin sulit diciptakan dan
budaya kerjasama atau gotong royong mulai luntur. Salah satu bentuk gotong
royong yang pernah dilakukan oleh petani dahulu adalah liyuran. Beberapa petani
bekerja secara bersama-sama saling membantu menyelesaikan pekerjaan dalam
kegiatan bercocok tanamnya, misalnya mengolah tanah, membersihkan gulma atau
mengendalikan hama.
Liyuran
sangat tepat diterapkan dalam sistem usaha tani saat ini untuk mengatasi permasalahan
kelangkaan tenaga kerja yang berakibat pada mahalnya upah. Jika tenaga sendiri
diperhitungkan dalam input biaya produksi, maka biaya yang dikeluarkan untuk
membayar tenaga kerja (dari pra panen sampai pasca panen) bisa mencapai 78%.
Lebih tinggi dari biaya untuk pengadaan sarana produksi atau biaya-biaya lain
seperti iuran dan sewa lahan. Dengan bekerja bersama biaya produksi bisa
ditekan, usaha tani semakin efisien.
Tidak hanya
itu, liyuran memudahkan para pelaku dalam mendiskusikan permasalahan usaha tani
yang dihadapi, baik yang menyangkut teknik budidaya, pemasaran dan pengolahan
hasil atau bahkan masalah dalam mengakses permodalan. Mereka bisa memahami
kelebihan dan kekurangan teknik budidaya yang diterapkan, mengetahui sarana
produksi yang digunakan serta cara mengaplikasikannya.
Bagi mereka
yang beriman, liyuran yang ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan petani
dalam mencari tenaga kerja merupakan ladang ibadahnya. Hal ini sebagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Muslim yang isinya “Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang
mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari satu
kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan
kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan dia di dunia
dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan
menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang
hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.
Dengan segala
manfaat yang bisa didapatkan dalam liyuran, maka nilai luhur yang dahulu pernah
dilakukan ini harus dihidupkan kembali. Liyuran sebagai kearifal lokal yang
nyaris hilang itu mesti dibangkitkan dan digalakkan lagi. Petani sebagai pelaku
utama kegiatan usaha tani sepatutnya menerapkan liyuran agar sistem usaha
taninya lebih efisien.
4 comments:
semoga para petani tetap makmur. maju Indonesia
liyuran itunseperti apa ya operasionalnya? saya mempunyai tanah pertanian sekarang kurang tergarap dengan baik karena biaya tenaga kerja olah tanah yang mahal sebagian tidak di usahakan dengan maksimal...mohon komentar dan info nya terimakasih
Aamiin...
Pak Subronto :
Liyuran itu gotong royong beberapa petani yang punya kepentingan sama dalam pengelolaan usaha tani. biasanya dipraktekkan dalam pengolahan tanah dan pengendalian OPT (penyemprotan). Misalnya saya, Pak Bronto, Si Anu dan Si Itu sama-sama tanam padi. Pada saat saya akan mengolah tanah (membuat pematang dll), saya dibantu oleh Bapak, Anu dan Itu. Saya tidak perlu membayar upah tenaganya, cukup dengan makan bersama. demikian juga saat Bapak mau mengolah tanah, kita ikut bantu dan tidak usah dibayar. Pekerjaan lain juga begitu.
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam