Monday, August 10, 2015

LIYURAN, SOLUSI SYAR’I EFISIENSI USAHA TANI

Dinamika pertanian di negeri ini berkembang pesat, terlebih lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kemudahan untuk mengaksesnya. Perubahan regulasi yang memberi ruang lebih luas bagi petani untuk mengembangkan usaha taninya, memungkinkan mereka untuk mengelola usaha tani dengan komoditas yang dikehendakinya, bebas memilih varietas yang disukainya serta menentukan waktu penanamannya. Kondisi demikian ini sangat baik bagi pembangunan pertanian itu sendiri, ada modernisasi dalam teknik budidaya dan sistem usaha tani.
Sayangnya perubahan ini juga membawa dampak lain terhadap pergeseran nilai sosial yang telah ada. Kebebasan mengelola usaha tani memunculkan sikap egoisme di kalangan petani yang lambat laun mengakar dalam kegiatan budidaya tanaman. Perilaku  individualis ini yang mengakibatkan semangat petani untuk berkelompok kian memudar, kekompakan makin sulit diciptakan dan budaya kerjasama atau gotong royong mulai luntur. Salah satu bentuk gotong royong yang pernah dilakukan oleh petani dahulu adalah liyuran. Beberapa petani bekerja secara bersama-sama saling membantu menyelesaikan pekerjaan dalam kegiatan bercocok tanamnya, misalnya mengolah tanah, membersihkan gulma atau mengendalikan hama.


Liyuran sangat tepat diterapkan dalam sistem usaha tani saat ini untuk mengatasi permasalahan kelangkaan tenaga kerja yang berakibat pada mahalnya upah. Jika tenaga sendiri diperhitungkan dalam input biaya produksi, maka biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja (dari pra panen sampai pasca panen) bisa mencapai 78%. Lebih tinggi dari biaya untuk pengadaan sarana produksi atau biaya-biaya lain seperti iuran dan sewa lahan. Dengan bekerja bersama biaya produksi bisa ditekan, usaha tani semakin efisien.
Tidak hanya itu, liyuran memudahkan para pelaku dalam mendiskusikan permasalahan usaha tani yang dihadapi, baik yang menyangkut teknik budidaya, pemasaran dan pengolahan hasil atau bahkan masalah dalam mengakses permodalan. Mereka bisa memahami kelebihan dan kekurangan teknik budidaya yang diterapkan, mengetahui sarana produksi yang digunakan serta cara mengaplikasikannya.
Bagi mereka yang beriman, liyuran yang ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan petani dalam mencari tenaga kerja merupakan ladang ibadahnya. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang isinya “Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.
Dengan segala manfaat yang bisa didapatkan dalam liyuran, maka nilai luhur yang dahulu pernah dilakukan ini harus dihidupkan kembali. Liyuran sebagai kearifal lokal yang nyaris hilang itu mesti dibangkitkan dan digalakkan lagi. Petani sebagai pelaku utama kegiatan usaha tani sepatutnya menerapkan liyuran agar sistem usaha taninya lebih efisien.

4 comments:

semoga para petani tetap makmur. maju Indonesia

liyuran itunseperti apa ya operasionalnya? saya mempunyai tanah pertanian sekarang kurang tergarap dengan baik karena biaya tenaga kerja olah tanah yang mahal sebagian tidak di usahakan dengan maksimal...mohon komentar dan info nya terimakasih

Pak Subronto :
Liyuran itu gotong royong beberapa petani yang punya kepentingan sama dalam pengelolaan usaha tani. biasanya dipraktekkan dalam pengolahan tanah dan pengendalian OPT (penyemprotan). Misalnya saya, Pak Bronto, Si Anu dan Si Itu sama-sama tanam padi. Pada saat saya akan mengolah tanah (membuat pematang dll), saya dibantu oleh Bapak, Anu dan Itu. Saya tidak perlu membayar upah tenaganya, cukup dengan makan bersama. demikian juga saat Bapak mau mengolah tanah, kita ikut bantu dan tidak usah dibayar. Pekerjaan lain juga begitu.

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites