Pangan adalah
kebutuhan dasar mahluk hidup. Manusia sebagai mahluk yang diistimewakan oleh
Penciptanya memiliki keunikan dalam urusan pangan. Keunikan pertama, manusia
ditakdirkan menjadi khalifah di bumi sehingga memungkinkan bisa mendapatkan
makanannya dari apa saja yang ada di bumi. Dari tumbuhan, manusia bisa makan
berbagai jenis makanan yang berupa biji-bijian (serealia), sayur dan
buah-buahan. Manusia juga dapat mengkonsumsi daging sebagai makanan yang
berasal dari binatang, baik yang hidupnya di air, di darat maupun yang
aktivitasnya di udara. Sistem pencernaan yang sempurna ini menjadikannya
sebagai mahluk omnivora, sehingga tidak membuatnya sulit memperoleh makanan.
Keunikan kedua
adalah ditinggikannya derajat manusia dibandingkan mahluk lain karena mempunyai
akal. Dengan akalnya, manusia tidak saja mampu menskrining asupan makanan yang
dikonsumsi, tetapi juga bisa meningkatkan nilai atau kualitasnya dengan membuat
pangan olahan. Dari sini manusia bisa memiih makanan yang bersih, higienis,
beragam, bergizi dan lezat.
Keistimewaan
manusia lainnya adalah mendapatkan panduan langsung dari Sang Pencipta dalam
urusan pemenuhan kebutuhan perutnya. Sebagai Pemilik dan Penguasa atas
kehidupan manusia, Allah SWT pasti mengetahui yang terbaik bagi ciptaan-Nya yaitu
makanan yang HALAL dan BAIK (THOYIB) sebagaimana difirmankan
dalam QS. Al Baqarah : 168
“Wahai
sekalian manusia, makanlah yang Halal lagi Baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan
adalah musuh yang nyata bagimu”.
Dalam ayat lain,
Allah SWT juga memerintahkan hal yang senada dengan ayat di atas yaitu
dalam QS. Al Maidah : 88
“dan makanlah
makanan yang Halal lagi Baik (Thoyib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu
dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”.
Jika panduan ini
dijadikan dasar, maka makanan Halal dan Baik (thoyib) adalah SABIL
(JALAN) atau arah yang dituju manusia dalam mendapatkan pangan sebagai
kebutuhan dasar mahluk hidup. Halal saja tidak cukup, tetapi juga harus thoyib,
baik dalam arti yang luas (bentuk, takaran, rasa, kandungan gizi dan
keamanannya). Apakah bisa dikatakan baik jika makanan yang kita konsumsi
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh? Samakah kebaikan
yang didapat dari makanan dengan nilai gizi tinggi dan yang tak bergizi?
Pertanyaan
selanjutnya bagaimana mendapatkan makanan yang Halal dan Baik,
mengingat manusia memiliki keanekaragaman profesi dengan tugas kekhalifaan
sendiri-sendiri? Syariat yang dijalani seorang guru dalam mendapatkan makanan
yang Halal dan Baik tidak akan sama dengan petani. Bila petani harus melewati
proses kegiatan budidaya dari memillih bibit, mengolah tanah, menanam, memupuk,
mengairi, mengendalikan hama/penyakit dan memanen terlebih dahulu, namun bagi
profesi lain mungkin tidak akan mengalaminya. Standar Operasional Prosedur
(SOP) bercocok tanam yang harus ditempuh petani tersebut adalah SYARI’
(JALAN) dalam mendapatkan makanan dari sabil yang sudah
ditetapkannya. Jadi, syari’ itu juga merupakan jalan yang
berisikan pedoman, prosedur atau rambu-rambu dalam setiap tindakan budidaya.
Ada banyak metode
atau teknik yang diterapkan petani dalam kegiatan budidaya tanaman, mulai dari
yang sederhana hingga yang detail, dari yang bersifat subsisten sampai
komersil, yang tradisional maupun modern, yang konvensional ataupun yang ramah
lingkungan. Munculnya gagasan baru, motif atau alasan dan kesadaran terhadap
kesehatan dan lingkungan menjadi ilham lahirnya teknik-teknik baru. Kehadiran ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertanian yang selalu berkembang pun
menambah baik atau setidaknya mengarah pada perbaikan-perbaikan teknik yang
sudah ada sebelumnya.
Sebagai contoh
sistem pertanian organik, muncul dan menguak ketika tingkat kesuburan tanah
mulai turun dan terlihat adanya kerusakan pada lingkungan ekosistem petanian
akibat eksploitasi lahan secara masif dengan dalih swasembada melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi. Sistem ini makin berkembang ketika motif
ekonomi sudah tidak menjadi satu-satunya alasan dalam memproduksi bahan pangan.
Organik lebih mendunia manakala kesadaran pentingnya pangan sehat semakin kuat.
Sistem Pertanian Organik tidak hanya menjaga lingkungan tetap baik dan kesinambungan
produksi pangan, melainkan juga menghasilkan produk pangan yang sehat (baik).
Lebih dari itu, organik tidak hanya sekedar produk yang dihasilkan oleh petani,
melainkan sikap dan perilaku petani itu sendiri.
Dengan demikian, SISTEM
PERTANIAN ORGANIK merupakan THORIQ (JALAN) bagi petani dalam
mendapatkan makanan yang Halal dan Baik sekaligus menjalankan usaha taninya.
Sebagai thoriqot, organik lebih baik dan lebih menguntungkan
daripada budidaya dengan sistem LEISA (Low External Input Sustainable
Agriculture) maupun budidaya non pestisida. Kebaikan yang melekat pada produk
pangan organik adalah aman dikonsumsi karena tidak mengandung zat aditif atau
bahan kimia berbahaya lainnya, memiliki cita rasa yang khas serta nilai
ekonomis yang lebih tinggi. Disamping itu, produk organik juga memiliki peluang
bisinis yang bagus karena potensi pasar tinggi dan kecenderungan atau tren
lebih disukai konsumen.
Tuntutan kebutuhan
yang terus menerus berubah akan diikuti dengan perubahan-perubahan lain untuk
memenuhinya. Kedinamisan ini juga terjadi dalam pangan, jalan untuk mendapatkan
makanan yang Halal dan Baik akan menyesuaikan dengan perkembangan
jaman. Kemungkinan munculnya teknik-teknik baru sangat terbuka, thoriq
lama bisa ditinggalkan atau bisa juga masih digunakan tetapi sudah mengalami
perbaikan-perbaikan. Ujung dari perjalanan manusia dalam mendapatkan makanan
yang Halal dan Baik akan berakhir pada SHIROTH (JALAN) yang hanya
Penciptanya saja yang mengetahui. Manusia tidak bisa melakukan apa-apa, bahakan
tidak mengetahui apa-apa tentang jalan itu. Manusia hanya boleh berharap agar shiroth
yang akan ditempuhnya adalah jalan lurus dimana Halal dan Baik akan
berubah menjadi Keindahan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
2 comments:
👍
p
Post a Comment
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam